RAHASIA KUBUR BATU DI KAMPUNG NUABARI


Nuabari adalah nama sebuah kampung di atas bukit yang terletak di Desa Lenandareta, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka. Sebagai sebuah perkampungan pedalaman, Nuabari tidak terlalu dikenal,  bahkan bagi sebagian besar masyarakat Kabupaten Sikka. Oleh karena itu, saya merasa bersyukur sebab saya menjadi salah satu orang yang pernah datang ke tempat ini.

Selepas jalan trans Flores, medannya menanjak, berkelok-kelok, dan ruas jalannya sangat sempit. Saya butuh waktu 1,5 jam agar sampai ke tempat ini menggunakan sepeda motor dan harus ekstra hati-hati. Beruntung, saya menumpang pada Bang Yos dan Bang Adyt yang sedang menjalankan project di kampung ini. Mereka paham betul tanjakan dan kelokan itu.

Udara yang sejuk membuat saya tidak menahan rasa kantuk,  tempat tinggi dengan pemandangan 'aduhai' mengajak saya berhenti sejenak, tetapi cerita tentang kubur batu yang belum tuntas mengajak kami terus memacu kecepatan. Apalagi langit semakin gelap.

Kubur batu yang berada di titik tertinggi dan terletak di tengah perkampungan adalah tempat masyarakat Nuabari membaringkan jasad leluhur dan keluarga yang sudah meninggal. Jasad yang dikuburkan dalam batu adalah jasad para pemimpin suku, jasad mereka yang sebelum kematiannya sudah memberikan wasiat untuk dikuburkan di dalam batu, dan jasad dari keluarga yang keadaan ekonominya mampu untuk membiayai proses penguburan di dalam batu tersebut. Hukumnya wajib bahwa jasad pemimpin suku dan mereka yang telah memberikan wasiat untuk dikuburkan di dalam batu. Sedangkan jasad yang lain, tergantung pada keputusan dan kemampuan keluarga.


Batu yang akan dijadikan kubur beberapanya sudah ada di dalam perkampungan Nuabari dan sebagian besar lainnya harus diambil dari tengah hutan. Jika batu itu diambil dari tengah hutan, maka semua laki-laki yang ada dalam kampung turut ambil bagian dalam proses pencarian dan penarikan batu ke tengah kampung. Batu itu juga harus ditarik dengan tali yang kuat.

Batu yang ukurannya tidak terlalu panjang akan dipahat setengah dari tinggi badan orang yang sudah meninggal. Ukuran pahatan pada batu tidak memungkinkan jasad orang yang sudah meninggal dikuburkan secara normal. Oleh karena itu,  posisi kaki dari jasad yang akan dikuburkan harus ditekuk. Hal ini tampak mustahil karena seluruh bagian tubuh orang yang meninggal sudah kaku. Sekalipun tampak mustahil, keluarga atau salah satu dari masyarakat kampung Nuabari akan membisikan kata-kata ke telinga orang yang sudah meninggal. Beberapa saat kemudian,  proses menekukkan kaki berjalan dengan mudah.

Proses menguburkan orang yang sudah meninggal di dalam kubur batu sedikit sulit dipahami akal saat. Beberapa penggalan kisahnya membuat kita penasaran. Kita akan lebih mengenal budaya masyarakat Nuabari lebih dalam jika kita datang dan melihatnya dari dekat.

Selamat membuat rencana untuk datang ke kampung Nuabari.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngada Tidak Sepenuhnya Seperti yang Anda Kenal-Ogi: Pesona Air Terjun Flores (2)

Buffon telah Melakukan 'Kebodohan' yang Bajik